Senin, 03 November 2014

TULISAN 1 IBD



Nama               : Uli Septiyana
Kelas               : 1EA07
NPM               : 1A214931


TULISAN 1
Ide-ide Kebudayaan Batak

            Adat merupakan bagian dari Kebudayaan,sebuah bangsa yang menjadi suatu kebiasaan yang menjadi pusat perhatian. Sehinga dengan kata lain adat lah yang menonjol untuk mempelajari kebudayaan dari suatu Bangsa, meskipun aspek lainnya tidak kalah penting seperti kesenian, kerohanian, dan kesastraan lainnya.
            Dalam kebudayaan Batak terdapat beberapa tingkatan         :
1.      Adat Inti,adalah seluruh kehidupan yang terjadi (in illo tempore) pada permulaan penciptaan dunia oleh Dewata Mulajadi Na Bolon. Sifat adat ini konservatif (tidak berubah).
2.      Adat Na taradat,adat yang secara nyata dimiliki oleh kelompok desa, negeri, persekutuan agama, maupun masyarakat. Ciri adat ini adalah praktis dan flexibel, setia pada adat inti atau tradisi nenek moyang. Adat ini juga selalu akomodatif dan lugas menerima unsur dari luar, setelah disesuaikan dengan tuntunan adat yang asalnya dari Dewata.
3.      Adat Na niadathon, yaitu segala adat yang sama sekalibaru dan menolak adat inti dan adat na taradat, adat na diadatkan ini merupakan adat yang menolak kepercayaan hubungan adat dengan Tuhan, bahkan merupakan konsep agama baru (Kristen, Islam dll)yang dipandang sebagai adat, yang justru bertentangan dengan agama asli Batak atau tradisi nenek moyang. (Sinaga 1983).
Berdasarkan ketiga tingkatan adat tersebut diatas. Adat yang sekarang dilakoni orang Batak adalah Adat tingkat kedua. Namun dibeberapa bagaian kelompok Batak sudah mendekati tyingkat ketiga. Meskipun ini terjadi sadar atau tidak sadar dilakukan


Aktivitas Budaya Batak

A.    Pernikahan
Pernikahan yang terdapat dalam budaya Batak memiliki berbagai tahapan yang dilakukan. Garis besar tata cara dan urutan pernikahan adat batak Na Gok adalah sebagai berikut:


























Pudun Sauta
 




















Maningkir Tangga (baca:manikkir tangga)
 
 

















C.     MataPencaharian

            Pada umumnya masyarakat batak bercocok tanam padi di sawah dan ladang. Peternakan juga salah satu mata pencaharian suku batak diantaranya ternak kerbau, sapi, babi, kambing, ayam, dan bebek. Lahan yang dimiliki didapat dari pembagian yang didasarkan marga ataupun tanah yang dimiliki perseorangan



D. Kepercayaan
            Kepercayaan yang dianut oleh suku Batak dahulu (kuno) adalah kepercayaan kepada arwah leluhur serta kepercayaan kepada benda-benda mati sebelum masuknya pengaruh agama Hindu, Islam, dan Kristen ke tanah Batak. Dahulu mereka mempercayai benda-benda mati karena memiliki tondi (roh). Contohnya : gunung, pohon, batu, dll. Sedangkan arwah leluhur dipercayai dapat menyebabkan penyakit atau malapetaka kepada manusia maka dari itu penghormatan dan penyembahan dilakukan untuk mendapatkan keberuntungan seperti keselamatan , kesejahteraan , dll. Kuasa-kuasa inilah yang sangat ditakutkan oleh suku Batak.

E. Kesenian
·         Seni Tarian
Seni tari pada budaya batak dapat digunakan sebagai upacara keagamaan. Seni tari Batak juga dapat dilakukan dalam acara gembira seperti sehabis panen dan perkawinan yang pada zamannya masih bernafaskan mistik (kesurupan). Adapun contoh tarian budaya Batak yaitu seni Tari Tor-Tor (bersifat magis). . Kesimpulannya bahwa tarian ini dipergunaka sebagai sarana penyampaian batin baik kepada Roh-roh leluhur dan maupun kepada orang yang dihormati (tamu-tamu) dan disampaikan dalam bentuk tarian menunjukkan rasa hormat.
·         Seni arsitektur
Seni arsitektur berperan penting dalam proses pembangunan tempat tinggal, yang pada tiap bagian bangunan memiliki fungsi dan nilai seni. Contohnya rumah adat Siwaluh Jabu dan rumah adat Batak Karo.










Hasil Budaya

      Setiap budaya memiliki banyak hasil karyanya begitu pula dengan kebudayaan Batak. Beberapa hasil dari budayaan batak misalnya tenun, anyaman rotan, ukiran kayu, dan temmbikar. Ciri khas dari budaya Batak itu sendiri adalah kerajinan tenunnya yaitu ulos. Ulos yang adalah kerajinan tangan masyarakat Adat Batak, pada saat dibuat (martonun) secara imani selalu didahului dengan doa agar pelaksanaan  tenunan  ulos tersebut kiranya dapat berlangsung dengan perlindungan dan menjadi curahan kasih Tuhan untuk menopang kehidupan umatNya.
Ulos pada awalnya memang sebagai lambang kebesaran holong yang dinyatakan pada setiap acara dan upacara suka dan duka, tanpa holong maka ulos tidak akan beredar.       Oleh sebab itu secara nyata dan sesuai dengan falsafah kehidupan, bahwa segala sesuatu disediakan Tuhan bagi suka cita umat manusia  dan lambang holong kasih itu adalah juga menjadi cara memuji dan memuliakan nama Tuhan. Kasih sesama menjadi nyata, karena segalanya beralaskan dan berlandaskan kasih Tuhan semata.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RESOLUSIKU ( TULISAN 3 )

Saya Uli Septiyana mahasiswa tingkat akhir di Gunadarma ingin bercerita sedikit tentang apa saja yang ingin saya ungkapkan dalam blog kesa...