Nama : Uli Septiyana
Kelas : 1EA07
NPM : 1A214931
TULISAN 1
Ide-ide Kebudayaan Batak
Adat merupakan bagian dari Kebudayaan,sebuah
bangsa yang menjadi suatu kebiasaan yang menjadi pusat perhatian. Sehinga
dengan kata lain adat lah yang menonjol untuk mempelajari kebudayaan dari suatu
Bangsa, meskipun aspek lainnya tidak kalah penting seperti kesenian,
kerohanian, dan kesastraan lainnya.
Dalam kebudayaan Batak terdapat
beberapa tingkatan :
1.
Adat Inti,adalah seluruh kehidupan
yang terjadi (in illo tempore) pada permulaan penciptaan dunia oleh Dewata
Mulajadi Na Bolon. Sifat adat ini konservatif (tidak berubah).
2.
Adat Na taradat,adat yang secara
nyata dimiliki oleh kelompok desa, negeri, persekutuan agama, maupun
masyarakat. Ciri adat ini adalah praktis dan flexibel, setia pada adat inti
atau tradisi nenek moyang. Adat ini juga selalu akomodatif dan lugas menerima
unsur dari luar, setelah disesuaikan dengan tuntunan adat yang asalnya dari
Dewata.
3.
Adat Na niadathon, yaitu segala adat
yang sama sekalibaru dan menolak adat inti dan adat na taradat, adat na
diadatkan ini merupakan adat yang menolak kepercayaan hubungan adat dengan
Tuhan, bahkan merupakan konsep agama baru (Kristen, Islam dll)yang dipandang
sebagai adat, yang justru bertentangan dengan agama asli Batak atau tradisi
nenek moyang. (Sinaga 1983).
Berdasarkan ketiga tingkatan adat tersebut diatas. Adat yang
sekarang dilakoni orang Batak adalah Adat tingkat kedua. Namun dibeberapa
bagaian kelompok Batak sudah mendekati tyingkat ketiga. Meskipun ini terjadi
sadar atau tidak sadar dilakukan
Aktivitas Budaya Batak
A. Pernikahan
Pernikahan yang terdapat dalam
budaya Batak memiliki berbagai tahapan yang dilakukan. Garis besar tata cara
dan urutan pernikahan adat batak Na Gok adalah sebagai berikut:
![]() |
![]() |
![]() |
|
||||||||||||||||||
![]() |
|||||||||||||||||||||
![]() |
![]() |
![]() |
|||||||||||||||||||
![]() |
![]() |
![]() |
|||||||||||||||||||
![]() |
![]() |
![]() |
|||||||||||||||||||
|
C. MataPencaharian
Pada umumnya masyarakat batak bercocok tanam padi di sawah dan ladang. Peternakan juga salah satu mata pencaharian suku batak diantaranya ternak kerbau, sapi, babi, kambing, ayam, dan bebek. Lahan yang dimiliki didapat dari pembagian yang didasarkan marga ataupun tanah yang dimiliki perseorangan
D. Kepercayaan
Kepercayaan
yang dianut oleh suku Batak dahulu (kuno) adalah kepercayaan kepada arwah
leluhur serta kepercayaan kepada benda-benda mati sebelum masuknya pengaruh
agama Hindu, Islam, dan Kristen ke tanah Batak. Dahulu mereka mempercayai
benda-benda mati karena memiliki tondi (roh). Contohnya : gunung, pohon, batu,
dll. Sedangkan arwah leluhur dipercayai dapat menyebabkan penyakit atau
malapetaka kepada manusia maka dari itu penghormatan dan penyembahan dilakukan
untuk mendapatkan keberuntungan seperti keselamatan , kesejahteraan , dll. Kuasa-kuasa
inilah yang sangat ditakutkan oleh suku Batak.
E.
Kesenian
·
Seni
Tarian
Seni tari pada budaya batak dapat digunakan sebagai upacara
keagamaan. Seni tari Batak juga dapat dilakukan dalam acara gembira seperti
sehabis panen dan perkawinan yang pada zamannya masih bernafaskan mistik
(kesurupan). Adapun contoh tarian budaya Batak yaitu seni Tari Tor-Tor
(bersifat magis). . Kesimpulannya bahwa tarian ini dipergunaka sebagai sarana
penyampaian batin baik kepada Roh-roh leluhur dan maupun kepada orang yang
dihormati (tamu-tamu) dan disampaikan dalam bentuk tarian menunjukkan rasa
hormat.
·
Seni
arsitektur
Seni arsitektur berperan penting dalam proses pembangunan
tempat tinggal, yang pada tiap bagian bangunan memiliki fungsi dan nilai seni.
Contohnya rumah adat Siwaluh Jabu dan rumah adat Batak Karo.
Hasil Budaya
Setiap
budaya memiliki banyak hasil karyanya begitu pula dengan kebudayaan Batak.
Beberapa hasil dari budayaan batak misalnya tenun, anyaman rotan, ukiran kayu, dan temmbikar.
Ciri khas dari budaya Batak itu sendiri adalah kerajinan tenunnya yaitu ulos. Ulos
yang adalah kerajinan tangan masyarakat Adat Batak, pada saat dibuat (martonun)
secara imani selalu didahului dengan doa agar pelaksanaan tenunan
ulos tersebut kiranya dapat berlangsung dengan perlindungan dan menjadi curahan
kasih Tuhan untuk menopang kehidupan umatNya.
Ulos pada awalnya memang sebagai lambang kebesaran holong
yang dinyatakan pada setiap acara dan upacara suka dan duka, tanpa holong maka
ulos tidak akan beredar. Oleh sebab itu
secara nyata dan sesuai dengan falsafah kehidupan, bahwa segala sesuatu
disediakan Tuhan bagi suka cita umat manusia dan lambang holong kasih itu
adalah juga menjadi cara memuji dan memuliakan nama Tuhan. Kasih sesama menjadi
nyata, karena segalanya beralaskan dan berlandaskan kasih Tuhan semata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar